TAMPILAN VIRTUAL TUMBUHAN
Tembagapura

Mimika, Papua Tengah, Indonesia

Tembagapura: Tempat Plantamor Dilahirkan

Dari sudut jalan menurun selepas dari dusun Hidden Valley, pandangan mengalir lembut ke arah Tembagapura, sebuah kota mini yang bertengger di pelukan Pegunungan Mimika, Papua. Di antara kabut pagi dan kontur lembah yang menakjubkan, kota ini muncul seperti mimpi yang pernah nyata. Bagi saya, Tembagapura bukan sekadar titik di atas peta; Tembagapura adalah tempat di mana jejak pertama karir saya sebagai penjaga Sistem Pengelolaan Keselamatan Kerja tertanam dalam tanah yang penuh tantangan dan pelajaran hidup.

Tahun 1995 hingga 2008, saya hidup bersama ritme kota ini, pulang pergi ke area tambang, berbaur dengan suara alat-alat berat, bercanda tawa bersama rekan kerja, dan menikmati malam-malam sunyi penuh perenungan. Di sini, saya belajar bahwa keselamatan kerja bukan hanya sekadar prosedur, tapi bentuk cinta terhadap sesama. Setiap lereng dan jalur tambang mengajarkan saya tentang kehati-hatian, tentang tanggung jawab, dan tentang rasa hormat terhadap alam yang memberi sekaligus menguji. Di tempat ini pula saya mulai belajar menulis skrip website hingga akhirnya melahirkan Plantamor pada tahun 2006.

Dari sekian banyak spesies tumbuhan yang ikut menyertai kelahiran Plantamor beberapa di antaranya sangat umum ditemukan di sekitar Tembagapura namun jarang terlihat di tempat lain, misalnya:

  • Daun Wati. Tumbuh dalam bentuk perdu dari keluarga Piperaceae. Dikenal juga dengan sebutan daun kava. Warga lokal mengambil akarnya untuk ditumbuk lalu diseduh cmenjadi minuman segar.
  • Semecarpus australiensis. Tumbuhan berupa pohon dengan bentuk buah mirip jambu monyet. Saya melihatnya banyak tumbuh di dataran rendah,
  • Decaisnina hollrungii Tumbuhan efipit sejenis kemaduan (Jawa) atau mangandeuh (Sunda).
  • Sarang Semut. Tumbuhan ini pernah populer di Papua pada akhir tahun 90an karena dipercaya memiliki khasiat untuk menjaga kesehatan

Kini, tepat dari titik lokasi virtual ini, semua kenangan mengalir perlahan menuju muara kesimpulan bahwa setiap tempat yang pernah kita pijak, jika dihayati dengan cinta dan kesadaran, akan menjadi taman kenangan yang hidup selamanya. Tembagapura bukan hanya indah secara visual, tapi juga spiritual.