OBAT TRADISIONAL INDONESIA
 
Nama umum: candlenut, candleberry, kemiri, kemling [Lampung], muncang, lai, kapili, kumbang, lumbang-bato, ma yao, phothisat, he shi li, kukui nattsu, kukui noki, tutup putih
Deskripsi:
Pohon, tinggi 25-30 m. Akar tunggang, cokelat. Batang tegak, berkayu, permukaan banyak lentisel, percabangan simpodial, cokelat. Daun tunggal, berseling, lonjong, tepi rata, bergelombang, ujung runcing, pangkal tumpul, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, bawah halus, panjang 18-25 cm, lebar 7-11 cm, tangkai silindris, panjang 10-15 cm, hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, berkelamin dua, di ujung cabang, tangkai silindris, panjang 2-3,5 cm, hijau kecokelatan, kelopak lonjong, permukaan bersisik rapat, hijau, kepala sari bentuk kerucut, merah, putik bulat, putih, mahkota putih. Buah kotak, bulat telur, beruas-ruas, panjang lebih kurang 7 cm, lebar lebih kurang 6,5 cm, muda hijau, tua cokelat. Biji bulat, berkulit keras, berusuk atau beralur, diameter lebih kurang 3,5 cm, berdaging, berminyak, dan putih kecokelatan.

Khasiat:
Daging biji kemiri (Aleurites moluccanus) telah digunakan secara tradisional sebagai pelancar buang air besar. Kulit batangnya digunakan sebagai pereda diare dan disentri. Daunnya digunakan untuk membantu mengobati sakit kepala. Bijinya digunakan untuk membantu mengobati sembelit, nyeri lambung, sakit kepala, dan pereda demam.
Sumber:

Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Acuan Bahan Baku Obat Tradisional dari Tumbuhan Obat di Indonesia Jakarta; 2017. hal. 45