OBAT TRADISIONAL INDONESIA
 
Nama umum: kecipir, winged bean, asparagus pea, goa bean, pois carré, haricot ailé, kacang botor, asbin, bin, kalamismis, sigarilyas, kabey, pe-saung-ya, hto-pong, ku-bemya, prâpiëy, thwàx ph'uu, thua-phu
Deskripsi:
Semak, merambat. Akar tunggang, putih kecokelatan. Batang bulat, beralur, beruas, hijau. Daun majemuk, bentuk segitiga, beranak daun g, ujung lancip, pangkal tumpul, tepi rata, panjang 7-8,5 cm, pertulangan menyirip, letak berseling, tangkai daun bulat, beralurt bagian atas berlekuk memanjang, pangkal dan ujung menebal, hijau dengan noda kuning. Bunga tunggal, bentuk kupu-kupu, di ketiak daun, bertangkai, kelopak bagian bawah bersatu, bagian atas bertajuk 4, tangkai putik melengkung, kepala putik berambut putih, benang sari bagian pangkal bersatu, kepala sari kuning, kuning kebiru-biruan. Buah polong, segi 4 memanjang, tepi beringgit, panjang lebih kurang 30 cm, hijau. Biji bulat, diameter 8-10 mm, cokelat.

Khasiat:
Daun kecipir (Psophocarpus tetragonolobus) telah digunakan secara tradisional untuk membantu mengatasi radang anak telinga.
Sumber:

Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Acuan Bahan Baku Obat Tradisional dari Tumbuhan Obat di Indonesia Jakarta; 2017. hal. 683