OBAT TRADISIONAL INDONESIA
Untuk mengobati kecacingan:
Nama umum: akasia, ki hia, earleaf acacia, earpod wattle, northern black wattle, ear-pod wattle, tan wattle, earleaf acacia, akasia kuning, Papua wattle, Japanese acacia, auri, smach'téhs, krathin-narong
Deskripsi:
Pohon tegak, tidak berduri, tinggi mencapai 15 m. Akar tunggang. Batang bulat, permukaan kasar, cokelat, batang muda pipih dan menggantung. Daun majemuk menyirip genap, anak daun 7 pasang, segera Iuruh dan fungsi daun digan filodia yang merupakan pelebaran tangkai sehingga menyerupai daun, filodia bentuk sabit, ujung runcing, tepi rata, panjang 8-20 cm, lebar 1-6 cm, 3-4 tulang daun utama, permukaan halus dan licin, daging kaku, hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, di ketiak, biasanya sepasang, jarang tunggal, bentuk sederhana, panjang 4-10 cm, benang sari kuning. Buah polong berpilin, lebar 1-1,3 cm, muda hijau, tua cokelat. Biji tiap polong terdapat 5-12 biji, bulat telur, hitam mengkilat.

Khasiat:
Daun dan buah akasia (Acacia auriculiformis) telah digunakan secara tradisional untuk membantu mengatasi gatal-gatal, borok, kecacingan, nyeri dan sebagai pembersih luka.
Sumber:

Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Acuan Bahan Baku Obat Tradisional dari Tumbuhan Obat di Indonesia Jakarta; 2017. hal. 8